Senin, 02 Juni 2008

Pejabat Vatikan Minta ‘Jihad’ Dihapuskan, Tolak Al-Qur’an Sebagai Kalamullah

Belum lama lalu, paus VATIKAN membuat statemen yang memerahkan telinga umat Islam. Kali ini statement dikeluarkan oleh para pejabat tinggi VATIKAN.
Para pejabat itu kembali menggugat Islam dan umat Islam. Salah seorang penasehat paus VATIKAN meminta umat Islam menghapus syariat ‘JIHAD.’ Dalam waktu yang bersamaan, ia juga menolak untuk mengakui al-Qur`an sebagai Kalamullah.
Kardinal Jean Louis Tauran, penasehat paus VATIKAN, Benediktus XVI untuk urusan keislaman mengatakan, “Para pemimpin umat Islam harus lebih terbuka dan kritis terhadap kekerasan yang dilakukan atas nama agama.”
Seperti yang dilansir surat kabar ‘The Guardian,’ Tauran menambahkan, “Sementara kebanyakan tokoh agama Islam mengecam aksi terorisme, maka mereka juga perlu mengambil sikap yang lebih terbuka dan jelas, khususnya terkait dengan masalah ‘Jihad,’ di mana ia banyak diulang-ulang di dalam al-Qur`an.”
Statemen-statemen Tauran terbaru mengungkap tipologi hubungan antara gereja Katholik dan umat Islam, terlebih lagi, Tauran saat ini mengepalai Dewan Kepausan untuk dialog antar agama-agama, serta menjadi penanggung jawab perbaikan hubungan antara VATIKAN dan umat Islam.
Tahun lalu, Tauran telah mengarahkan kritikan-kritikannya kepada sejumlah negara-negara Muslim, khususnya Kerajaan Arab Saudi dengan klaim tidak mengizinkan kebebasan beragama di sana.
Dalam statement-statement yang disampaikannya pada sebuah ceramah di London, Tauran mengatakan, “Di dalam al-Qur`an terdapat sekian banyak penafsiran tentang Jihad, sebagiannya ‘keras,’ dan sebagian lainnya ‘dianggap suci.’
Kebanyakan umat Islam meyakini kewajiban perang atas nama agama. Akan tetapi permasalahannaya ada di dalam al-Qur`an sendiri di mana bagi anda ada jihad yang baik dan ada jihad yang tidak baik. Oleh karena itu, anda harus memilih.!” Demikian seperti yang diklaimnya.
Ia menambahkan, “Tidak ada otoritas internasional yang mampu menafsirkan al-Qur`an. Oleh karena itu, pemahaman al-Qur`an bergantung kepada individu yang membacanya. Oleh karena itu, otoritas keagamaan harus lebih terbuka mengenai kekerasan atas nama agama ini.”
Ia melanjutkan, “Akan tetapi permasalahannya, umat Islam kadung meyakini bahwa al-Qur`an itu adalah Kalamullah. Dan ini bermasalah.!”

Tidak ada komentar: