Selasa, 10 Juni 2008

Tujuh Poin SKB Peringatan terhadap Ahmadiyah

Keputusan Bersama Menag, Mendagri, Jaksa Agung tentang Peringatan dan Perintah kepada Penganut, Anggota dan/atau anggota anggota pengurus Jamaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) dan Warga Masyarakat
(nomor: 3 Tahun 2008, nomor: KEP-033/A/JA/6/2008, nomor: 199 Tahun 2008)
Kesatu: Memberi peringatan dan memerintahkan kepada warga masyarakat untuk tidak menceritakan, menganjurkan atau mengusahakan dukungan umum melakukan penafsiran tentang suatu agama yang dianut di Indonesia atau melakukan kegiatan keagamaan yang menyerupai kegiatan keagamaan dari agama itu yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran itu.
Kedua: Memberi peringatan dan memerintahkan kepada penganut, anggota dan/atau anggota pengurus Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI), sepanjang mengaku beragama Islam, untuk menghentikan penyebaran penafsiran dan kegiatan yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran Agama Islam yaitu penyebaran faham yang mengakui adanya nabi dengan segala ajarannya setelah Nabi Muhammad SAW.
Ketiga: Penganut, anggota, dan/atau anggota pengurus Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) yang tidak mengindahkan peringatan dan perintah sebagaimana dimaksud pada diktum Kesatu dan Diktum Kedua dapat dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, termasuk organisasi dan badan hukumnya.
Keempat: Memberi peringatan dan memerintahkan kepada warga masyarakat untuk menjaga dan memelihara kerukunan umat beragama serta ketentraman dan ketertiban kehidupan bermasyarakat dengan tidak melakukan perbuatan dan/atau tindakan melawan hukum terhadap penganut, anggota, dan/atau anggota pengurus Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI).
Kelima: Warga masyarakat yang tidak mengindahkan peringatan dan perintah sebagaimana dimaksud pada Diktum Kesatu dan Diktum Keempat dapat dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Keenam: Memerintahkan kepada aparat pemerintah dan pemerintah daerah untuk melakukan langkah-langkah pembinaan dalam rangka pengamanan dan pengawasan pelaksanaan Keputusan Bersama ini.
Ketujuh: Keputusan Bersama ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 9 Juni 2008, olehMenteri Agama Jaksa Agung Menteri Dalam Negeri.

Sabtu, 07 Juni 2008

Membongkar Jaringan AKKBB (Bag. 2)


Bulan Mei lalu, ada dua isu panas di tengah masyarakat kita. Pertama soal rencana pemerintah menaikkan harga BBM. Yang kedua, soal kelompok sesat Ahmadiyah yang hendak dibubarkan namun mendapat dukungan dari koalisi liberal dan kelompok non-Muslim.


Di saat itulah, Abdurrahman Wahid terbang ke Amerika Serikat memenuhi undangan Shimon Wiesenthal Center (SWC) untuk menerima Medal of Valor, Medali Keberanian. Selain untuk menerima medali tersebut, Durahman juga menyatakan ikut merayakan hari kemerdekaan Israel, sebuah hari di mana bangsa Palestina dibantai besar-besaran dan diusir dari tanah airnya. Medali ini dianugerahkan kepada mantan presiden RI ini dikarenakan Durahman dianggap sebagai sahabat paling setia dan paling berani terang-terangan menjadi pelindung kaum Zionis-Yahudi dunia di sebuah negeri mayoritas Muslim terbesar seperti Indonesia. Acara penganugerahan medali tersebut dilakukan dalam sebuah acara makan malam istimewa yang dihadiri banyak tokoh Zionis Amerika dan Israel, termasuk aktor pro-Zionis Will Smith (The Bad Boys Movie), di Beverly Wilshire Hotel, 9500 Wilshire Blvd., Beverly Hills, Selasa (6 Mei), dimulai pukul 19.00 waktu Los Angeles.


Lazimnya acara penganugerahan penghargaan, maka dalam acara ini pun selain medali, ada juga sejumlah dollar yang dihadiahkan Shimon Wiesenthal Center kepada sang penerima. Hanya saja, berapa besar jumlah hadiah berupa uang ini tidak disebutkan dalam situs resmi Wiesenthal Center tersebut ( http://www.wiesenthal.com/ ).Dalam acara dinner yang dihadiri tokoh-tokoh Zionis Amerika dan Israel, di antaranya C. Holland Taylor (CEO LibForAll), Rabbi Marvin Hier (Pendiri SWC, dinobatkan oleh Newsweek Magazines sebagai Rabbi paling berpengaruh nomor satu di AS tahun 2007-2008), Rabbi Abraham Cooper (menempati urutan ke-25 Rabbi paling berpengaruh di AS tahun 2008), CEO Sony Corporation, dan lainnya, antara penerima penghargaan dengan tuan rumah—para Zionis Amerika dan Israel tersebut—berlangsung obrolan santai namun serius.Selain isu Ahmadiyah, topik kontroversi kenaikan harga BBM yang tengah hangat di dalam negeri (Indonesia) diduga kuat menjadi salah satu bahan pembicaraan mereka mengingat kebijakan pemerintahan SBY tersebut sesungguhnya mengikuti Grandesign Washington agar harga minyak di Indonesia bisa sama dengan harga minyak di New York, sesuai Letter of Intent (LOI) dengan IMF pada tahun 1999. DI tahun 2000, USAID pun telah mengucurkan dollar dalam jumlah besar kepada pemerintah RI untuk memuluskan liberalisasi sektor Migas (silakan baca wawancara eramuslim dengan Revrisond Baswir dalam rubrik bincang-bincang).


Target IMF untuk menyamakan harga BBM di New York dengan di Indonesia sebenarnya sudah harus tercapai pada tahun 2005, namun tersendat-sendat karena penolakan dari rakyat Indonesia sangat kuat. Sebab itu, di tahun 2008 ini Amerika agaknya tidak mau hal tersebut tersendat lagi. “Penyesuaian” harga BBM harus terus jalan. Zionis-Amerika sangat berkepentingan dengan hal ini, sebab itu mereka mendesak pemerintahan SBY yang memang sangat takut dan tunduk tanpa reserve pada AS agar segera menaikkan harga BBM. Bagaimana takutnya SBY terhadap AS bisa kita lihat sendiri saat Presiden Bush datang ke Bogor, 20 November 2006, di mana persiapan yang dilakukan pemerintah ini sangat keterlaluan berlebihan dan cenderung paranoid.Pada tanggal 24 Mei 2008, pemerintah menaikkan harga BBM. Abdurrahman Wahid sudah tiba di tanah air.


Untuk menekan penolakan, pemerintah SBY (lagi-lagi) memberi ‘permen’ kepada sebagian rakyat miskin bernama Bantuan Langsung Tunai (BLT). Namun Social bumper ini malah menjadi bulan-bulanan kecaman ke pemerintah. Gelombang unjuk rasa dilakukan mahasiswa dan elemen-elemen rakyat. Tokoh-tokoh nasional seperti Amien Rais dan Wiranto pun sudah terbuka menyatakan ‘perang’ terhadap sikap pemerintah menaikkan harga BBM. Banyak kalangan berfikir, demo-demo ini akan meningkat eskalasinya hingga jadi besar, bahkan bukan mustahil rusuh Mei 1998 terulang kembali.


Teriakkan “Turunkan SBY-JK!” sudah terdengar di mana-mana. Pihak kepolisian menerapkan status Siaga Satu saat itu.Sejak itu tiada hari tanpa demo. Istana merupakan tempat paling favorit para pendemo. Hari ahad, 1 Juni 2008, sejumlah elemen masyarakat termasuk massa dan anggota PDIP dan elemen umat Islam seperti FUI, HTI, dan FPI, sudah mengantungi izin untuk melakukan aksi unjuk rasa di Monas, Jakarta. Sedangkan AKKBB menurut laporan ke pihak kepolisian hanya melakukan aksi unjuk rasa di Bundaran HI, sekitar tiga kilometer dari kawasan Silang Monas.Jalur Demo dan Polisi Yang AnehDari Bundaran HI, tiba-tiba massa AKKBB bergerak long-march ke kawasan silang Monas yang sudah dipenuhi massa umat Islam yang tengah berdemo. Padahal pemberitahuannya hanya ke Bundaran HI. Aparat kepolisian berusaha mencegah massa AKKBB yang sebagiannya merupakan pendemo bayaran yang sesungguhnya tidak tahu apa-apa menuju silang Monas di mana massa elemen umat Islam tengah melakukan demo, agar tidak terjadi bentrok.Namun massa AKKBB membandel dan polisi (anehnya) tidak mampu menghalangi massa AKKBB mendekati massa umat Islam. Setelah berdekatan, orator dari massa AKKBB memprovokasi massa umat Islam yang banyak terdiri dari para laskar meneriakkan, “Laskar setan!” dan sebagainya. Terang, mendapat provokasi seperti ini anak-anak muda dari massa Islam marah. Apalagi di antara massa AKKBB yang berada di dekat massa Islam ada yang membawa-bawa spanduk besar berisi penolakan SKB Ahmadiyah. Ini jelas provokasi. Anak-anak Laskar Islam pun menyerbu massa AKKBB. Dan terjadilah rusuh Monas.Dalam tulisan ketiga, akan dipaparkan keanehan lainnya ba’da peristiwa Monas yaitu sikap SBY yang tiba-tiba cepat tanggap (biasanya peragu dan lamban), respon Kedubes AS dan pejabat Kedubes AS yang menjenguk korban, plintiran media massa baik itu cetak maupun teve, dan sebagainya.Apa pun itu, semua ini telah berhasil membelokkan isu utama negeri ini dari yang tadinya menyoroti kenaikan BBM dan penolakan Ahmadiyah, menjadi isu sentral pembubaran FPI. Baik SBY maupun para liberalis dan non-Muslim yang tergabung dalam AKKBB (termasuk kelompok sesat Ahamdiyah) diuntungkan. (bersambung/rizki/eramuslim)

Jumat, 06 Juni 2008

Ba'asyir: Seharusnya Para Tokoh AKK-BB Ditangkap Dulu


Polisi seharusnya menangkap para tokoh Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) terlebih dahulu sebelum menangkapi anggota FPI. Sebab, AKKBB melakukan provokasi yang membuat FPI bereaksi. "Mereka (AKKBB) memancing massa Islam dengan memanas-manasi serta ada yang melakukan empat kali tembakan. Lagipula AKK-BB ini adalah agen-agen asing yang mendukung perusakan agama Islam dari dalam," ujar pengasuh Pesantren Al-Mukmin Ngruki, Abu Bakar Ba'asyir di Solo, Rabu (4/6/2008).
Yang dimaksudkan melakukan perusakan agama Islam dari dalam oleh Ba'asyir adalah Ahmadiyah. Menurutnya, Ahmadiyah adalah sebuah kelompok yang dibentuk untuk merusak dan merobohkan sendi-sendi dan pokok-pokok Islam dari dalam.
"Biang kerok persoalan ini adalah pemerintah sendiri karena tidak segera bersikap tegas terhadap keberadaan Ahmadiyah. Segera putuskan Ahmadiyah itu sesat dan dilarang, atau dinyatakan sebagai sebuah kelompok di luar Islam. Akan rampung semuanya," lanjutnya.
Lebih lanjut Ba'asyir menilai peristiwa rusuh Monas tanggal 1 Juni lalu sebagai sebuah insiden yang terjadi secara murni karena laskar Islam terprovokasi. Namun, isu yang berkembang berikutnya adalah rekayasa untuk pengalihan isu.
"Desakan-desakan pembubaran FPI yang berkembang di mana-mana itu hanyalah sebuah rekayasa saja untuk mengalihkan perhatian dari bencana kenaikan harga BBM. Mungkin saja isu itu justru direkayasa oleh Pemerintah sendiri. Wallahu a’lam," paparnya.
Tentang kemungkinan penyusupan intelijen asing dalam peristiwa Monas, menurut Ba'asyir, hal tersebut bisa saja terjadi. Menurutnya, bukan tidak mungkin intelijen asing itu menunggangi aksi massa. "Bisa saja ada intelijen asing yang menyusupi agar terjadi kekerasan itu." ujarnya.Tentang kemungkinan penyusupan intelejen asing ke FPI seperti penilaian sejumlah pengamat, Ba'asyir mengatakan, "Ya bisa saja. Kita tidak tahu secara persisnya. Wallahu a’lam," pungkasnya. (fpipetamburan.blogspot.com/fani).

Bantah Melarikan Diri, Munarman Minta Polisi Bersabar

Ramai dikabarkan melarikan diri. Munarman justru “muncul” memberikan klarifikasi. “Pihak kepolisian RI saya minta untuk sedikit bersabar,” ujar Munarman

Ramai diisukan melarikan diri, Panglima Komando Laskar Islam (KLI), Munarman justru “muncul”. Sebuah email dari Munarman masuk ke redaksi hidayatullah.com berisi bantahan bahwa Mantan Ketua YLBHI ini melarikan diri. Ia juga minta aparat polisi untuk sedikit bersabar.

“Mohon ini dijadikan sebagai bantahan saya dan tanggapan saya atas pernyataan sepihak bahwa saya melarikan diri, “tulisnya.

Munarman juga menjelaskan alasan mengapa ia belum mendatangi panggilan Polda Metro Jaya. Perlu saya sampaikan bahwa sampai saat ini saya belum datang ke Polda Metro Jaya adalah lebih disebabkan agar hukum dapat berjalan adil dan seimbang. Bukan bekerja atas tekanan dari pihak-pihak yang menguasai dan mengendalikan arus informasi.”


Lebih jauh, Munarman juga mengatakan dirinya akan bertanggungjawab secara penuh atas peristiwa Monas sebagai bentuk ketaatan terhadap hukum meski belum dinyatakan bersalah.
“Selain itu, sebagaimana pernyataan saya dalam berbagai konferensi pers terdahulu bahwa saya akan bertanggungjawab penuh atas peristiwa Monas walaupun secara hukum saya belum dinyatakan sebagai orang yang terbukti bersalah.”


Munarman juga meminta Presiden Republik Indonesia sebagai pejabat pertama yang harus mencontohkan penggunaan prinsip ketaatan terhadap hukum. Ketaatan hukum yang ia maksudkan adalah mentaati perundang-undangan untuk menerbitkan Kepres tentang pembubaran Ahmadiyah.

“Oleh karenanya, sebagai wujud kepatuhan dan ketaatan seorang Presiden pada hukum tersebut harus segera diwujudkan dan dibuktikan dengan segera menerbitkan Keputusan Presiden tentang pembubaran organisasi dan menyatakan bahwa Ahmadiyah adalah organisasi terlarang, karena tindak kriminal yang merupakan perbuatan pidana penodaan dan penyalahgunaan agama oleh Ahmadiyah tersebut , secara prosedur hukum telah ditetapkan melalui hasil penelitian LITBANG Depag dan telah diputuskan dalam rapat Bakorpakem.”


Menurut Munarman, ada aturan hukum positif yang berlaku secara yuridis formal dalam soal Ahmadiyah di mana yang tertera dalam Penetapan Presiden No. 1 tahun 1965 JO UU NO. 5 TAHUN 1969.

Selanjutnya, Munarman juga mengatakan akan datang sendiri kepada Polda Metro Jaya.
Kepada pihak kepolisian RI saya minta untuk sedikit bersabar, bukan maksud saya menghindar dari proses hukum apalagi bersikap sebagai pengecut yang lari dari tanggung jawab. Tapi saya menginginkan Presiden juga memberi respon terhadap masalah yang paling fundamental dalam masalah akidah yang prosedur dan mekanismenya sudah diatur dengan jelas untuk mengambil keputusan tentang penodaan dan penyalahgunaan agama.”“Saya akan datang dengan senang hati ke Mabes POLRI bila respon presiden terhadap justice (keadilan) melalui penegakan prinsip supremacy of law dan equality before the law juga dilakukan terhadap masalah Ahmadiyah,” katanya lagi tanpa menyebut di mana posisinya. (hidayatullah)

FUI Tuding AS Otaki Insiden Monas

Ahmadiyah Pangkal Masalah Insiden Monas Jakarta

Forum Umat Islam (FUI) mencurigai insiden monas didalangi pihak asing. Bahkan AKK-BB dituding telah menerima duit US$ 26 juta dolar sejak 1995 hingga 1997.Kecurigaan FUI ini didasari kedatangan Kuasa Usaha Kedubes AS untuk Indonesia, John Heffrn menjenguk anggota AKK-BB yang menjadi korban insiden Monas 1 Juni. "John Heffern datang membesuk para korban dari AKK-BB. Ini menimbulkan tanda tanya publik. Ada hubungan apa antara orang-orang yg dijenguk tadi dengan kedubes AS," ujar Ketua Gerakan Persaudaran Muslim Indonesia (GPMI) Ahmad Sumargono. Hal itu disampaikan dia dalam jumpa pers yang digelar FUI di Hotel Sofyan Cikini, Jl Cikini Raya, Jakarta Pusat. Sekadar diketahui, GPMI adalah salah satu organisasi yang tergabung dalam FUI.Selain itu, Sumargono mengungkapkan, AS telah menerbitkan rilis yang meminta pemerintah Indonesia untuk segera menyelesaikan insiden Monas. Penerbitan rilis ini dinilai sebagai bentuk campur tangan AS.Sumargono juga membeberkan, Adnan Buyung Nasution, yang juga salah satu tokoh AKK-BB, telah menerima duit US$ 26 juta dari AS sejak tahun 1995 hingga 1997. "Melalui YLBHI, Adnan Buyung telah menerima dana dari USAID. Dana ini yang menyebabkan terjadinya gelombang reformasi yang membuat Indonesia amburadul di bawah eksploitasi kaum kapitalis liberal," tuturnya.Data ini didapat Sumargono berdasarkan tulisan di New York Time. Sumargono mengatakan tulisan New York Time itu diperkuat dari Maruli Tobing dalam harian Kompas, 9 Februari 2001 yang menyebut 'Lewat bantuan itu pula tidak adapula salahnya mencurigai CIA ikut dalam peristiwa yang terjadi 13 hingga 15 Mei 1998 di Jakarta'.Rencananya, FUI akan menyerahkan bukti-bukti keterlibatan pihak asing ini ke Mendagri sebagai bahan pertimbangan. "Syarat sebuah ormas dibubarkan salah satunya adalah mendapat bantuan dari asing. Bukti ini akan kami serahkan ke Mendagri sebagai pertimbangan saja," katanya. (Detik)


Pernyataan FUI : Ahmadiyah Pangkal Masalah Insiden Monas Jakarta

Forum Umat Islam (FUI) terus mendesak agar Ahmadiyah segera dibubarkan dan dilarang di Indonesia karena menurut pengurus FUI, aliran tersebut merupakan pangkal masalah dari terjadinya insiden Monas, Minggu (1/6)."Kami menuntut kepada pemerintah untuk segera membubarkan Ahmadiyah sehingga terwujud ketentraman di masyarakat, sebab keterlambatan pemerintah dalam membubarkan Ahmadiyah menjadi pangkal masalah," kata penasehat FUI Ahmad Sumargono kepada wartawan di Jakarta, Kamis (5/6).Ahmad menyesalkan, karena berbagai pihak yang menjadi pelaku inti dalam pengeluaran Surat Keputusan Bersama (SKB) Pembubaran Ahmadiyah kerap tidak bisa memberikan jawaban pasti kapan SKB itu akan benar-benar dikeluarkan.Selain itu, Ketua Gerakan Persaudaraan Muslim Indonesia itu juga mengindikasikan, terdapat bentuk intervensi asing dalam Insiden Monas antara lain dari Amerika Serikat (AS). "Hal ini diindikasikan oleh kuasa usaha AS John A Hefern yang datang membesuk para korban dari kalangan AKKBB (Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan)," katanya.Ahmad juga mempertanyakan sikap Kedutaan Besar AS yang menggelar jumpa pers mengecam insiden tersebut dan mendesak pemerintah Indonesia untuk segera bertindak terkait kasus itu.Ahmad mengutarakan keinginannya agar pemerintah memeriksa berbagai sokongan dana asing yang diduga diperoleh sejumlah tokoh dan berbagai lembaga yang mendukung AKKBB.Berkaitan dengan Ahmadiyah, di tempat terpisah Direktur Eksekutif Center for Information and Development Studies Syahganda Nainggolan mengatakan, pemerintah agar mencermati adanya akar persoalan Ahmadiyah yang tidak tegas disikapi penuntasannya. "Pemerintah harusnya tidak perlu menunda-nunda terlalu lama dalam menyatakan pembubaran Ahmadiyah," katanya.

Rabu, 04 Juni 2008

Membongkar Jaringan AKKBB (Bag.1)

Nama Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) menjadi buah bibir setelah peristiwa rusuh di silang Monas pada hari ahad siang, 1 Juni 2008. Sebelumnya, aliansi ini sering kali diidentikan dengan gerakan pembelaan terhadap kelompok sesat Ahmadiyah, sebuah kelompok yang mengaku bagian dari Islam namun memiliki kitab suci Tadzkirah—bukan al-Qur’an—dan Rasul Mirza Ghulam Ahmad, bukan Rasulullah Muhammad SAW.


Jika menilik perjalanan historis dan ideologi kelompok sesat Ahmadiyah dengan AKKBB, maka akan bisa ditemukan benang merahnya, yakni permusuhan terhadap syariat Islam, pertemanan dengan kalangan Zionis, mengedepankan berbaik sangka terhadap non-Muslim dan mendahulukan kecurigaan terhadap kaum Muslimin.


Ketika Ahmadiyah lahir di India, Mirza Ghulam Ahmad mengeluarkan seruan agar umat Islam India taat dan tsiqah kepada penjajah Inggris, dan mengharamkan jihad melawan Inggris. Padahal saat itu, banyak sekali perwira-perwira tentara Inggris, para penentu kebijakannya, terdiri dari orang-orang Yahudi Inggris seperti Jenderal Allenby dan sebagainya. Dengan kata lain, seruan Ghulam Ahmad dini sesungguhnya mengusung kepentingan kaum Yahudi Inggris.
Bagaimana dengan AKKBB? Aliansi cair ini terdiri dari banyak organisasi, lembaga swadaya masyarakat, dan juga kelompok-kelompok “keagamaan”, termasuk kelompok sesat Ahmadiyah. Mereka yang tergabung dalam AKKBB adalah:

  1. Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP)
  2. National Integration Movement (IIM)
  3. The Wahid Institute
  4. Kontras
  5. LBH Jakarta
  6. JaRingan Islam Kampus (JIK)
  7. Jaringan Islam Liberal (JIL)
  8. Lembaga Studi Agama dan Filsafat (LSAF)
  9. Generasi Muda Antar Iman (GMAI)
  10. Institut Dian/Interfidei
  11. Masyarakat Dialog Antar Agama
  12. Komunitas Jatimulya
  13. eLSAM
  14. Lakpesdam NU
  15. YLBHI
  16. Aliansi Nasional Bhineka Tunggal Ika
  17. Lembaga Kajian Agama dan Jender
  18. Pusaka Padang
  19. Yayasan Tunas Muda Indonesia
  20. Konferensi Waligereja Indonesia (KWI)
  21. Crisis Center GKI
  22. Persekutuan Gereja-gereeja Indonesia (PGI)
  23. Forum Mahasiswa Ciputat (Formaci)
  24. Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI)
  25. Gerakan Ahmadiyah Indonesia
  26. Tim Pembela Kebebasan Beragama
  27. El Ai Em Ambon
  28. Fatayat NU
  29. Yayasan Ahimsa (YA) Jakarta
  30. Gedong Gandhi Ashram (GGA) Bali
  31. Koalisi Perempuan Indonesia
  32. Dinamika Edukasi Dasar (DED) Yogya
  33. Forum Persaudaraan antar Umat Beriman Yogyakarta
  34. Forum Suara Hati Kebersamaan Bangsa (FSHKB) Solo
  35. SHEEP Yogyakarta Indonesia
  36. Forum Lintas Agama Jawa Timur Surabaya
  37. Lembaga Kajian Agama dan Sosial Surabaya
  38. LSM Adriani Poso
  39. PRKP Poso
  40. Komunitas Gereja Damai
  41. Komunitas Gereja Sukapura
  42. GAKTANA
  43. Wahana Kebangsaan
  44. Yayasan Tifa
  45. Komunitas Penghayat
  46. Forum Mahasiswa Syariahse-Indonesia NTB
  47. Relawan untuk Demokrasi dan Hak Asasi Manusia (REDHAM) Lombok
  48. Forum Komunikasi Lintas Agama Gorontalo
  49. Crisis Center SAG Manado
  50. LK3 Banjarmasin
  51. Forum Dialog Antar Kita (FORLOG-Antar Kita) Sulsel Makassar
  52. Jaringan Antar Iman se-Sulawesi
  53. Forum Dialog Kalimantan Selatan (FORLOG Kalsel) Banjarmasin
  54. PERCIK Salatiga
  55. Sumatera Cultural Institut Medan
  56. Muslim Institut Medan
  57. PUSHAM UII Yogyakarta
  58. Swabine Yasmine Flores-Ende
  59. Komunitas Peradaban Aceh
  60. Yayasan Jurnal Perempuan
  61. AJI Damai Yogyakarta
  62. Ashram Gandhi Puri Bali
  63. Gerakan Nurani Ibu
  64. Rumah Indonesia


Menurut data yang ada, AKKBB merupakan aliansi cair dari 64 organisasi, kelompok, dan lembaga swadaya masyarakat. Banyak, memang. Tapi kebanyakan merupakan organisasi ‘ladang tadah hujan’ yang bersifat insidental dan aktivitasnya tergantung ada ‘curah hujan’ atau tidak. Maksudnya, kelompok atau organisasi yang hanya dimaksudkan untuk menampung donasi dari sponsor asing, dan hanya bergerak jika ada dana keras yang tersedia.


Namun ada beberapa yang memang memiliki ideologi yang jelas dan bergerak di akar rumput. Walau demikian, yang terkenal hanya ada beberapa dan inilah yang menjadi motor penggerak utama dari aliansi besar ini.


Keseluruhan organisasi dan kelompok ini sebenarnya bisa disatukan dalam satu kata, yakni: Amerika. Kita tentu paham, Amerika adalah gudang dari isme-isme yang “aneh-aneh” seperti gerakan liberal, gerakan feminisme, HAM, Demokrasi, dan sebagainya. Ini tentu dalam tataran ide atau Das Sollen kata orang Jerman.


Namun dalam tataran faktual, yang terjadi di lapangan ternyata sebaliknya. Kalangan intelektual dunia paham bahwa negara yang paling anti demokrasi di dunia adalah Amerika, negara yang paling banyak melanggar HAM adalah Amerika, negara yang merestui pasangan gay dan lesbian menikah (di gereja pula!) atas nama liberalisme adalah Amerika, dan sebagainya. Dan kita tentu juga paham, ada satu istilah yang bisa menghimpun semua kebobrokkan Amerika sekarang ini: ZIONISME.


Bukan kebetulan jika banyak tokoh-tokoh AKKBB merupakan orang-orang yang merelakan dirinya menjadi pelayan kepentingan Zionisme Internasional. Sebut saja Abdurrahman Wahid, ikon Ghoyim Zionis Indonesia. Lalu ada Ulil Abshar Abdala dan kawan-kawannya di JIL, lalu Goenawan Muhammad yang pada tahun 2006 menerima penghargaan Dan David Prize dan uang kontan senilai US$ 250, 000 di Tel Aviv (source: indolink.com), dan sejenisnya. Tidak terhitung berapa banyak anggota AKKBB yang telah mengunjungi Israel sambil menghujat gerakan Islam Indonesia di depan orang-orang Ziuonis Yahudi di sana.


Mereka ini memang bergerak dengan mengusung wacana demokrasi, HAM, anti kekerasan, pluralitas, keberagaman, dan sebagainya. Sesuatu yang absurd sesungguhnya karena donatur utama mereka, Amerika, terang-terangan menginjak-injak prinsip-prinsip ini di berbagai belahan dunia seperti di Palestina, Irak, Afghanistan, dan sebagainya.
Jelas, bukan sesuatu yang aneh jika kelompok seperti ini membela Ahmadiyah. Karena Ahmadiyah memang bagian dari mereka, bagian dari upaya pengrusakkan dan penghancuran agama Allah di muka bumi ini.


Bagi yang ingin mengetahui ideologi aliansi ini maka silakan mengklik situs-situs kelompok mereka seperti libforall.com, Islamlib.com. dan lainnya.


Walau demikian, tidak semua simpatisan maupun anggota AKKBB yang sebenarnya menyadari 'The Hidden Agenda' di balik AKKBB, karena agenda besar ini hanya diketahui oleh pucuk-pucuk pimpinan aliansi ini, sedangkan simpatisan maupun anggota di tingkat akar rumput kebanyakan hanya terikat secara emosionil kepada pimpinannya dan tidak berdasarkan pemahaman dan ilmu yang cukup.(bersambung/rz)

Sumber : eramuslim.com

Jangan Hanya FPI, Polisi Juga Harus Sikat AKKBB


Jakarta - Polisi jangan hanya menjadikan anggota FPI sebagai tersangka dalam kasus penyerbuan di Monas. Namun harus juga menindak massa Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) yang ikut memprovokasi massa FPI.”Ini yang dinamakan sebagai suatu bentuk kausalitas. Apa yang dilakukan oleh FPI karena dipancing pihak yang lainnya. Polisi harus memberi perhatian seperti itu,” ujar Rudi Satrio, pengamat hukum dari Universitas Indonesia (UI), pada detikcom, Selasa (3/6/2008).

Rudi menilai, agaknya AKKBB sengaja untuk tidak memahami situasi yang ada. Sebab, sebelumnya berbagai penolakan terhadap Ahmadiyah cukup deras disampaikan. “Mestinya mereka mengerti, bicara soal agama itu sangat sensitif,” ujar Rudi.

Menurut Rudi, yang harus diminta pertanggungjawabannya adalah pencetus ide untuk melakukan aksi AKKBB di Monas. Sebab, aksi yang mereka lakukan berdekatan dengan aksi FPI dan ormas Islam lainnya yang melakukan aksi unjuk rasa BBM. “Mereka (AKKBB) telah memprovokasinya. Maka wajar jika si korban (AKKBB) diminta pertanggungjawabannya juga,” tutur Rudi.

“Anda (AKKBB) memancing masalah. Ini yang harus menjadi diperhatikan aparat penegak hukum,” kata Rudi.

Dia meminta polisi juga harus fair dalam menangangi perkara ini. Jangan hanya karena FPI saat ini mendapat serangan dari berbagai pihak, lalu polisi tidak bertindak adil terhadap FPI.
(Detik.com ; 03/06/2008 08:50 WIB )